fbpx

Darut Taqwa

Pengasuhan Santri

Secara struktural, Pimpinan dibantu 3 orang Direktur. 1. Direktur Pondok Putra; 2. Direktur Pondok Putri; dan 3. Direktur Urusan Pengembangan Pondok.

 

Bagian Pengasuhan Santri merupakan bagian yang secara struktural di bawah bimbingan Direktur Pondok, yang dikukuhkan berdasarkan hasil musyawarah Yayasan Pondok Pesantren Darut Taqwa.

Pembagian tugas kepengasuhanan santri dibedakan menjadi 2, yaitu:

  1. Pengasuhan santri Pondok Putra; 1 orang Kepala Pengasuhan dibantu 33 orang staf guru putra
  2. Pengasuhan santri Pondok Putri; 1 orang Kepala Pengasuhan dibantu 20 orang staf Guru putri

Secara umum, tugas pengasuhan santri bersifat menyeluruh dan komprehensif. Tanggungjawab bagian ini tidak hanya terkait dengan urusan santri diluar jam sekolah, namun juga dituntut untuk dapat mengkonsolidasi antar staf dan pembimbing (musyrif).

Selain itu, mereka juga bertanggungjawab atas seluruh fasilitas penunjang aktifitas harian seluruh penghuni pondok.

Diantara tugas pokok Bagian Pengasuhan Santri antara lain:

  1. Pembina dan Penegak Disiplin.

Stabilitas kegiatan dan dinamisasi kehidupan pesantren adalah sarana untuk membentuk pola fikir (mindset) santri terhadap urgensi system. Maka dirumuskan Tata Tertib yang mengatur seluruh pola hidup santri di Pondok. Poin-poin peraturan yang ada dalam Tata Tertib menjadi reverensi setiap permasalahan yang muncul dalam Pesantren. Penegakan disiplin tetap menjadi suatu hal yang mutlak, mengingat toleransi terhadap kesalahan sekecil apapun, jika dibiarkan dan diberi kelonggaran akan menjadi hal biasa dan dianggap bukan merupakan kesalahan. Prinsip dasar dalam penegakan disiplin adalah: “Man anta? Wamaa anta? In akhtho’ta, fa anta mukhthi’un”.

  1. Pembimbing Organisasi Santri Darut Taqwa (OSDA)

“Patah tumbuh hilang berganti, sebelum patah tumbuh seribu”.

Pepatah ini sepenuhnya dilaksanakan di pesantren. Pengurus OSDA (santri kelas 11 semester II sampai dengan kelas 12 semester I) disiapkan sebagai calon-calon pemimpin di masa yang akan datang. Maka mereka dilatih untuk belajar memimpin dan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

Disamping mereka belajar berorganisasi, sesungguhnya keberhasilan kepengasuhanan dalam pembinaan seluruh santri sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengurus OSDA mengimplementasikan seluruh program-program kerjanya. (zoel)

Scroll to Top